WahanaNews-Kaltara | Presiden Rusia Vladimir Putin, mengaku siap untuk menghentikan invasi mereka ke Ukraina. Akan tetapi tentu dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh Ukraina.
Rusia diketahui menginvasi Ukraina timur atas perintah Putin pada Kamis (26/2). Di hari itu pasukan Moskow merangsek ke sejumlah kota dan tak lama kemudian terdengar ledakan.
Baca Juga:
Presiden Rusia Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran di Pemilu 2024
Pertempuran sengit pun tak terelakkan antara pasukan Ukraina dan pasukan Rusia. Hingga kini menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tercatat 102 warga sipil tewas dan 500 ribu warga mengungsi.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sudah sejak awal meminta perdamaian namun Rusia abai. Berikut deret syarat yang diajukan Kremlin untuk mengakhiri invasi di Ukraina saat berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (28/2).
1. Ukraina Harus Netral
Baca Juga:
Presiden Ukraina Katakan Rusia Hantam Supermarket dan Tewaskan 48 Orang
Putin menuntut Ukrainian harus bersikap netral dan tak memihak kepada Barat.
Jauh sebelum invasi terjadi, Rusia juga kerap menyatakan agar Ukraina tak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Putin cemas jika itu terjadi kedaulatan dan keamanan negaranya terancam.
2. Hapus Pengaruh Nazi atau Fasisme
Melalui pernyataan yang dirilis Kremlin, Putin menyatakan salah satu kunci solusi konflik kedua negara ini yakni Ukraina harus menghapus pengaruh Nazi atau praktik fasisme (denazifikasi) dan demiliterisasi.
Rusia menilai Ukraina adalah negara neo-Nazi. Alasan ini menjadi salah satu dalih Moskow menyerang negara di Eropa Timur itu.
Selama ini, Putin mengklaim sebagian penduduk di Ukraina, utamanya di wilayah timur menjadi target diskriminasi hingga genosida.
Masyarakat di wilayah itu memang disebut lebih fasih berbahasa Rusia dan dekat dengan kultur Negeri Beruang Merah.
Wilayah timur Ukraina memang bergejolak sejak Rusia mencaplok Crimea pada 2014 lalu.
3. Ukraina Harus Akui Crimea Milik Rusia
Selain dua hal itu, Putin juga menuntut Ukraina untuk mengakui Crimea yang dicaplok sekitar delapan tahun lalu. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Laut Hitam.
"Rusia terbuka untuk Rusia terbuka untuk pembicaraan dengan perwakilan Ukraina dan mengharapkan (pembicaraan) mengarah pada hasil yang diinginkan," demikian bunyi pernyataan Kremlin. [Ss]