WahanaNews-Kaltara | Akhir tahun lalu, Israel mengalokasikan dana khusus USD1,5 miliar (Rp21,5 triliun) dari anggaran pertahanan USD19,2 miliar (Rp275 triliun) guna mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Teheran memperingatkan Tel Aviv malah harus menyisihkan “puluhan ribu miliar dolar” untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh “respons mengejutkan” Iran terhadap agresi apa pun oleh Israel.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett mengakui pihaknya berada di tengah kampanye persenjataan terbesar selama bertahun-tahun, dan dipaksa menghadapi ancaman yang ditimbulkan Iran dan proksinya 24 jam sehari.
“Kami berinvestasi dalam persenjataan kembali keamanan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan seluruh pembentukan pertahanan,” ujar dia, dilansir Sputnik pada Selasa (11/1/2022).
“Saya akan mengatakan ini adalah persenjataan yang belum pernah kita lihat selama bertahun-tahun. Persenjataan kembali ini penting untuk kelangsungan hidup kita, dan saya sangat senang tentang itu serta bertekad menyelesaikannya dengan cepat,” papar Bennett, berbicara di depan komite urusan luar negeri dan pertahanan Knesset.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
“Iran berada di puncak daftar tantangan kita. Iran adalah kepala gurita yang terus-menerus mengancam Israel di semua perbatasannya melalui proksi dan tentakelnya,” ungkap perdana menteri Israel.
Dia menambahkan, “Kami berurusan siang dan malam dengan Iran, aktivitas jahatnya, dan satelitnya. Kami beralih ke konsep serangan yang konsisten dan bukan hanya pertahanan yang konsisten.”
Meskipun menjabat sebagai menteri pertahanan di pemerintahan Netanyahu antara 2019 dan 2020, Bennett secara konsisten mengkritik pendahulunya karena "merusak" keamanan nasional Israel, dan mengklaim Netanyahu menempatkan militer negara itu dalam "kekacauan".