WahanaNews-Kaltara | Ilmuwan menemukan peninggalan budaya zaman Batu Tua, sekitar 100 mil (160 kilometer) di sebelah barat Beijing, China, tepatnya di situs arkeologi Xiamabei.
Penemuan ini bisa mengungkapkan gambaran langka kehidupan Homo sapiens dan spesies lain yang kini telah punah yang hidup di wilayah itu sekitar 40 ribu tahun lalu.
Baca Juga:
Penemuan Baru: Kemungkinan Kehidupan Alien di Kutub Utara Merkurius
Penemuan artifak dan situs purbakala ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Nature, yang terbit pada 2 Maret.
Dikutip dari Science Alert, tim penggali menemukan peninggalan-peninggalan ini setelah menggali 2,5 meter di bawah tanah.
Mereka mendapati sedimen berwarna gelap yang setelah dianalisis berdasarkan kandungan radiokarbonnya, berusia 41 ribu hingga 39 ribu tahun lalu.
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
Sedimen ini mengandung artifak-artifak serta tulang belulang hewan, termasuk 430 tulang mamalia, perkakas yang terbuat dari tulang, 380 miniatur litik (perkakas kecil yang terbuat dari batu), serta jejak penggunaan okre, atau pigmen berwarna kemerahan.
"Berdasarkan penemuan ini, kita bisa mengungkapkan gambaran tentang cara orang-orang hidup 40 ribu tahun lalu," kata Shixia Yang, salah seorang peneliti di Akademi Sains China.
Penemuan pigmen okre sendiri menjadi salah satu topik yang menarik peneliti.
Arkeolog sebelumnya menemukan okre di Afrika dan Eropa digunakan pada periode 300 ribu tahun lalu, sementara di Australia mulai dipakai pada 50 ribu tahun lalu, menurut Francesco d'Errico, Direktur Peneliti CNRS di Universitas Bordeaux.
"Namun bukti-bukti okre yang ditemukan di Asia sebelumnya (digunakan pada periode 28 ribu tahun lalu), sangat-sangat jarang," kata d'Errico.
Namun peneliti masih belum memastikan penggunaan okre ini apakah sebagai perekat, atau untuk melukis, baik batu ataupun tubuh manusia. Hanya saja, ada dua batu okre yang ditemukan yang memiliki kandungan pigmen berbeda.
Selain okre, penemuan perkakas litik seperti pisau berukuran kecil juga memantik banyak sorotan. Sebelumnya, artifak ini menyebar di wilayah China sekitar 29 ribu tahun lalu.
Artifak yang ditemukan Xiambei kini diduga menjadi "asal muasal" atau akar dari perkakas yang muncul di kemudian hari.
Meski demikian, tim peneliti sendiri belum bisa dengan jelas menyimpulkan, apakah Homo Sapiens atau Neanderthals atau Denisovans yang pernah tinggal di sana dan meninggalkan artifak-artifak tersebut.
"Dibutuhkan Eskavasi lanjutan di situs purbakala tersebut untuk membantu kita untuk mengungkap teori evolusi," kata Yang. [Ss]