WahanaNews-Kaltara | Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengungkapkan langkah kepolisian yang memecat anggotanya yang terjerat kasus kekerasan seksual harus diapresiasi. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa institusi negara mau menindak anggotanya yang bermasalah.
“Kami kira ini merupakan langkah tepat dari kepolisian,” kata dia dalam konferensi pers daring pada Senin, 6 Desember 2021.
Baca Juga:
Dalami Tindak Aborsi, Polisi Periksa Orang tua Bripda Randy
Siti juga tidak mempermasalahkan kepolisian yang menggunakan pasal aborsi, alih-alih menggunakan pasal kasus pemerkosaan. Menurut dia, yang perlu disorot adalah penggunaan pasal itu yang digunakan untuk menjerat pelaku yang ia nilai sudah tepat dilakukan.
“Selama ini pasal tentang aborsi selalu dimiskonsepsikan untuk menjerat korban pemerkosaan,” kata dia.
Kasus pemerkosaan oleh anggota polisi yang dilakukan oleh Bripda Randy (21) ini banyak disorot publik. Pasalnya, Randy diduga memerkosa pacarnya, NWR (23), hingga korban hamil.
Baca Juga:
Komnas Perempuan Apresiasi Polri Memecat Anggotanya yang Terlibat Kekerasan Seksual
R juga beberapa kali memaksa korban untuk menggugurkan kandungannya. Akibatnya, NWR melakukan bunuh diri di samping makam ayahnya akibat depresi yang dialaminya.
Pasca viralnya kasus itu, R kini dipecat sebagai anggota Polri. Selain mengalami pemecatan, ia juga terancam hukuman maksimal 5 tahun penjara. [As]