WahanaNews-Kaltara | Sedikitnya sudah ada 27 negara disebut akan mengirimkan bantuan militer, suplai medis, dan senjata ke Ukraina.
Inggris dan Amerika Serikat termasuk dalam 27 negara itu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Mengutip Sky News, kabar ini diketahui setelah Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengorganisasikan pertemuan donor bantuan militer ini pada Jumat (25/2).
Sebanyak 25 negara mengikuti pertemuan virtual tersebut. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga ikut menghadiri konferensi ini.
Meski demikian, ada dua negara yang tak dapat menghadiri pertemuan ini, tetapi menyatakan secara terpisah bahwa mereka bakal mendukung donasi tersebut.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Beberapa barang yang akan dikirimkan ke Ukraina antara lain amunisi, senjata anti-udara, senjata anti-tank, dan sejumlah suplai medis.
Sementara itu, sudah ada dua negara yang disebut tengah memberikan bantuan militer ke Ukraina, yakni Polandia dan Prancis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengabarkan negaranya telah mendapatkan bantuan dari Prancis. Bantuan itu kini sedang bergerak menuju wilayahnya.
"Hari baru di garis depan diplomasi dimulai dengan pembicaraan dengan [Presiden Prancis] @EmmanuelMacron," tulis Zelensky dalam sebuah pernyataan Twitter, kemarin.
"Senjata dan peralatan dari mitra kami telah bergerak menuju Ukraina. Koalisi anti-perang berjalan!" lanjutnya.
Walaupun demikian, Zelensky tak merinci bantuan apa yang diberikan Prancis ini.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Błaszczak mengatakan negaranya sudah mengirimkan satu konvoi amunisi ke Ukraina.
"Satu konvoi amunisi yang kami berikan ke Ukraina telah sampai ke tetangga kami. Kami mendukung Ukraina, menunjukkan solidaritas, dan menolak dengan tegas agresi Rusia," kicau Błaszczak dalam akun Twitter-nya, Sabtu (26/2).
Bantuan militer menjadi salah satu hal yang diperlukan Ukraina dalam mengatasi invasi Rusia yang semakin ganas. Rusia mulai menyerang ibu kota Kiev pada Sabtu (26/2), membuat warga harus bersembunyi agar tak terkena pecahan peluru. [Ss]