WahanaNews-Kaltara | Industri manufaktur, ritel, hingga hotel restoran kafe (horeka) dinilai jadi kunci utama akselerasi pemulihan ekonomi di Indonesia pada 2022, di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Karenanya, sektor industri diharapkan terus diizinkan beroperasi sepanjang memperketat protokol kesehatan karena turut memutarkan roda perekonomian, baik di pusat dan daerah.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Ekonom Piter Abdullah berharap, pemerintah tetap memberi ruang bagi perekonomian untuk tetap bergerak dan masyarakat tetap dapat beraktivitas. "Harapan saya cuma satu, pabrik-pabrik, mal, kafe, restoran dan berbagai sektor industri saya kira harus tetap berjalan dengan tetap meningkatkan protokol kesehatan dan vaksinasi,” tutur Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Senin (21/2/2022).
Sebagaimana diketahui, laju pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 sebelumnya juga didorong pulihnya sektor industri dan perdagangan. Kedua sektor ini meningkat di atas pertumbuhan nasional yakni 4,92% dan 5,56%. Itulah sebabnya sektor industri pada 2022 diharapkan dapat terus beroperasi untuk menopang percepatan pemulihan ekonomi.
Meski begitu, Piter mengatakan gelombang Covid-19 varian Omicron diperkirakan tidak akan berlangsung lama sehingga tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. "Dampak Omicron terhadap pertumbuhan ekonomi paling besar di triwulan I 2022, tetapi aktivitas sosial ekonomi masyarakat tidak terlalu ketat dibatasi. Dengan demikian, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi itu tidak terlalu besar atau tidak signifikan,” ujar Piter.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Adapun proyeksi dari Kementerian Kesehatan, puncak Omicron akan terjadi pada Februari, dan mulai mereda pada Maret-April.
"Kita berharap pada triwulan III dan IV 2022 nantinya pertumbuhan ekonomi kita akan benar-benar terpacu, jadi secara keseluruhan kalau mengejar di pertumbuhan 4%-5% itu masih masih bisa," katanya.
Sebelumnya, Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 akan berbeda dengan pertumbuhan ekonomi di periode yang sama pada tahun lalu.