WahanaNews-Kaltara | Kronologi Agus Purba Tewas Dibantai Ezron Hutagaol Menggunakan Bucket Excavator.
Agus Purba (32) tewas di tangan rekan kerjanya Ezron Hutagaol di Kalimantan utara.
Baca Juga:
Ibu di Deli Serdang Ditetapkan Tersangka Setelah Dua Kali Membunuh Anak Kandungnya
Ezron Hutagaol nekat membunuh Agus Purba dengan menggunakan bucket excavator
Peristiwa ini terjadi di lokasi Pabrik Kelapa Sawit PT Bulungan Hijau Perkasa (BHP) di Desa Sujau, Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Jumat (14/04/2022) sekitar pukul 08.00 WITA.
Agus Purba berasal dari Jalan Lintas Pekanbaru Duri RT/RW 003/001 Desa Pangkalan Libut Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Baca Juga:
Tragis! Suami di Serdang Bedagai Tikam Istri Saat Live Karaoke di Facebook hingga Tewas
Sementara, Ezron Hutagaol berasal dari Jalan Setia Budi, Pasar 1, Gang Anyelir 10, Nomor 23, Medan, Sumut.
Berdasarkan informasi diterima Tribun Medan, pagi itu di areal PKS PT BHP, tepatnya di pembuangan tandan kosong (tankos) PKS, di Desa Sujau Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan, Ezron dan Agus sama-sama berada di lokasi kerja dimaksud.
Keduanya memuat karnel (minyak inti kelapa sawit) menggunakan alat berat excavator.
Awalnya Agus Purba menyuruh Esron Hutagaol memuat karnel (minyak inti kelapa sawit), namun ditolak Ezron Hutagol.
Menurut Esron Hutagol, yang berhak memerintah dirinya hanya Asisten Kepala (Askep), Mohammad Nasrudin Mangunsong, bukan Agus Purba yang merupakan Asisten Maintenance.
Kemudian, Agus Purba memanggil Mohammad Nasrudin Simangunsong.
Setelah Nasrudin Simangunsong datang, ia langsung memanggil Ezron Hutagaol yang saat itu berada di kemudi excavator, seraya mendekati alat berat tersebut. Tetapi, tetiba saja Ezron Hutagaol menggerakkan dan mengarahkan bucket excavator ke arah Nasrudin Simangunsong hingga menyebabkan pria itu terjatuh.
Melihat kejadian itu, Agus Purba menghampiri Ezron Hutagaol.
Ezron pun langsung memutar kemudi dan menghantamkan bucket excavator ke tubuh Agus Purba.
Lalu, Ezron menjatuhkan bucket excavator ke tubuh Agus.
Setelah itu, Ezron langsung turun dari excavator dan melarikan diri.
Akibat hantaman bucket excavator, Agus meninggal dunia.
Personel Polres Nunukan yang mendapat laporan, langsung turun ke lokasi kejadian.
Selain mengevakuasi jenazah korban, polisi melakukan pengejaran terhadap Ezron.
Polisi melakukan sekat wilayah serta koordinasi dengan kepolisian di wilayah hukum Polres Malinau, Polsek Lumbis, dan Polsek Sembakung yang merupakan akses/jalan untuk melarikan diri.
Jenazah Agus berada di RSUD Kabupaten Malinau sebelum diberangkatkan dari Kabupaten Malinau dengan tujuan kampung halamannya, di Bengkalis, Provinsi Riau.
Personel Polres Nunukan yang mendapat laporan, langsung turun ke lokasi kejadian.
Selain mengevakuasi jenazah korban, polisi melakukan pengejaran terhadap Ezron.
Polisi melakukan sekat wilayah serta koordinasi dengan kepolisian di wilayah hukum Polres Malinau, Polsek Lumbis, dan Polsek Sembakung yang merupakan akses/jalan untuk melarikan diri.
Nando Purba adik kandung korban dihubungi Tribun Medan mengaku betapa terpukulnya keluarga mendapat kabar tersebut.
Saat dihubungi, Nando Purba bersama keluarga tengah mempersiapkan kedatangan jenazah Agus Purba yang akan diterbangkan dari Kalimantan Utara menuju Jalan Lintas Pekanbaru Duri RT/RW 003/001 Desa Pangkalan Libut Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Nando Purba tak pernah menyangka, Agus Purba abangnya yang diketahui orang yang rendah hati meninggal dunia dengan cara tragis dibunuh Ezron.
Atas kasus ini, Nando berharap polisi dapat segera menangkap pelaku yang tega membunuh abangnya secara tragis.
"Atas nama keluarga, saya berharap kepada polisi agar bisa menangkap pelaku,"ujar Nando.
Penelusuran Tribun, ungkapan duka ramai tertuang melalui media sosial oleh rekan Agus Purba.
Ungkapan bela sungkawa itu terlebih ramai dari Keluarga Besar Perguruan Beladiri Perguruan Kungfu Naga Sakti Indonesia (PKNSI). Diketahui Agus Purba merupakan anak PKNSI.
Richard Canberra Siburian, satu dari sekian ribuan anggota Perguruan Beladiri Kungfu Naga Sakti Indonesia berharap kepada polisi agar segera dapat menangkap Esron Huagaol, Pelaku pembuhuhan.
Menurut Richard hingga saat ini, Keluarga Besar Perguruan Kungfu Naga Sakti masih menahan diri dan masih tetap menghormati hukum yang berlaku.[ss]