WahanaNews-Kaltara | Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menegaskan jika Rusia harus dikeluarkan dari blok forum ekonomi dunia tersebut terkait invasi ke Ukraina sejak 24 Februari. Hal itu disampaikannya kepada anggota Komite Jasa Keuangan DPR AS, Rabu (6/4/2022).
Bahkan, Yellen juga mengancam negaranya akan memboikot sejumlah pertemuan G20 jika delegasi Rusia tetap hadir dalam pertemuan di Bali pada akhir Oktober mendatang.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
Dalam kesempatan itu Yellen menyinggung pembunuhan warga sipil di Kota Bucha yang dianggapnya tercela.
"Itu merupakan penghinaan yang tidak bisa diterima terhadap tatanan global berbasis aturan dan akan memiliki dampak ekonomi sangat besar di Ukraina dan sekitarnya," kata Yellen, dikutip dari Reuters, Kamis (7/4/2022).
Komentarnya itu menimbulkan pertanyaan tentang peran masa depan G20 pasca-invasi Rusia ke Ukraina. Sejak 2008, G20 ditetapkan sebagai forum internasional untuk membahas isu-isu perekonomian yang menyita perhatian, mulai dari bantuan Covid-19 hingga utang lintas batas.
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
Beberapa anggota G20, seperti China, India, Arab Saudi, dan beberapa lainnya tidak mengutuk invasi Rusia.
Yellen menegaskan, pemerintahan Presiden Joe Biden ingin mendorong Rusia keluar dari partisipasi aktif di lembaga-lembaga internasional utama, namun dia mengakui tidak mungkin mengeluarkan Rusia dari Dana Moneter Internasional (IMF) karena terikat aturannya.
"Presiden Biden telah menjelaskan, dan saya setuju dengannya, bahwa ini bukan urusan biasa bagi Rusia tetap berada di lembaga keuangan mana pun. Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20 dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” kata Yellen.
Indonesia memegang kursi kepresidenan tahun ini dan akan menjadi tuan rumah pertemuan keuangan pada Juli dan pertemuan puncak para pemimpin pada Oktober.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan AS menjelaskan, boikot yang dimaksudkan Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 yang berlangsung pada 20 April di sela-sela Pertemuan IMF dan Bank Dunia di Washington DC dan pertemuan deputi terkait.
Pertemuan pada April akan diadakan secara hibrida, langsung dan virtual, namun keikutsertaan Rusia pada ajang itu masih belum jelas.
Sebelumnya Dubes Rusia untuk Indonesia mengatakan Presiden Vladimir Putin berencana menghadiri KTT G20 di Bali.
Meski memegang pimpinan G20 tahun ini, Indonesia tidak berwenang mengeluarkan atau tidak mengundang anggota G20 mana pun, termasuk Rusia. Hadir atau tidaknya suatu anggota bergantung pada negara bersangkutan. [Ss]