WahanaNews-Kaltara | Dalam waktu dekat, Menteri BUMN Erick Tohir bakal membubarkan 4 perusahaan BUMN.
Keempat perusahaan BUMN tersebut adalah PT Merpati Nusantara Airlines, PT Istaka Karya, PT Kertas Leces, dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN).
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Sebelumnya, Erick Tohir telah membubarkan tiga perusahaan BUMN, yaitu PT Kertas Kraft Aceh, PT Industri Gelas (Persero), dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).
"Jadi yang empat BUMN lainnya pada intinya masih ada proses, apalagi seperti Istaka Karya dan Merpati Nusantara Airlines itu terdapat homologasi,” kata Erick Thohir, Kamis (17/3/2022).
“Sedangkan dua BUMN lainnya hanya proses administrasi seperti tiga BUMN yang sudah dibubarkan," imbuhnya.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Sejumlah perusahaan BUMN ini dibubarkan lantaran sudah tidak beroperasi sejak lama.
Oleh karena itu, Erick Tohir mengambil keputusan untuk membubarkannya agar memberikan kepastian bagi karyawannya dan pihak-pihak lain yang terkait.
Erick Tohir menjelaskan bahwa pihaknya sedang mengkaji 7 perusahaan BUMN yang akan dibubarkan.
Tiga dari tujuh perusahaan BUMN tersebut telah dibubarkan. Sementara 4 dari sisanya sedang dalam proses pembubaran.
Berikut daftar 4 perusahaan BUMN yang akan dibubarkan:
1. PT Merpati Nusantara Airlines
Maskapai Merpati Nusantara Airlines pertama kali mengudara pada tahun 1962.
Kemudian, perusahaannya yang dinamai PT Merpati Nusantara Airlines didirikan pada 31 Oktober 1978. Di tahun yang sama, PT Merpati Nusantara Airlines menjadi anak perusahaan Garuda Airways.
Kendati demikian, perolehan muatan (load factor) Merpati Nusantara Airlines terus mengalami penurunan dan memburuk pada awal Februari 2014.
Di tahun yang sama, Merpati Nusantara Airlines berhenti beroperasi lantaran memiliki masalah keuangan dan terlilit utang mencapai Rp 10,95 triliun.
2. PT Istaka Karya
PT Istaka Karya merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini berdiri pada 1979 dengan nama PT ICCI (Indonesian Consortium of Construction Industries).
PT ICCI kemudian berganti nama menjadi PT Istaka Karya (Persero) yang menangani proyek-proyek pemerintah di beberapa daerah, seperti reklamasi Bitung Manado, Plaza Batamindo, hingga kereta bandara YIA.
Kendati demikian, PT Istaka Karya sempat tak menggarap sejumlah proyek dan tertinggal jauh dengan BUMN konstruksi lainnya, sebagaimana dilansir dari Kompas.com (18/3/2022).
Perusahaan BUMN ini mengalami masa sulit sejak 2019 dan 2020 lantaran kesulitan mendapatkan proyek.
Di awal 2019, kesulitan mandapat proyek tersebut lantaran tender proyek ditunda sampai pemilu berakhir. Sementara awal 2020, perusaan BUMN ini ikut terdampak akibat terjadinya pandemi Covid-19.
3. PT Kertas Leces
PT Kertas Leces merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi kertas yang berlokasi di Probolinggo, Jawa Timur
Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1939 dan mulai beroperasi pada tahun 1940.
Pada PT Kertas Leces dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada September 2018 lalu.
Sebelumnya, pada 2010, perusahaan ini sempat berhenti beroperasi lantaran kehabisan bahan bakar. Selain itu, PT Kertas Leces juga terbelit persoalan keuangan sehingga terlambat membayar gaji para karyawannya.
4. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN)
PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PT PANN) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pengembangan armada niaga nasional, yaitu investasi kapal.
Perusahaan ini berdiri sejak 1974 di era Orde Baru.
PT PANN juga bergerak di bidang telekomunikasi dan navigasi maritim serta jasa pelayaran untuk usaha jasa sektor maritim, seperti membuat sistem monitoring kapal, estimasi keberangkatan dan kedatangan kapal, informasi cuaca, dan kondisi cuaca.
Namun perusahaan tersebut dianggap tidak memberikan keuntungan bagi negara.
Bahkan, perusahaan ini sempat mempekerjakan 7 karyawan namun mendapatkan suntikan dana yang cukup besar. [Ss/qnt]