WahanaNews-Kaltara | Inggris mengatakan pada Jumat (8/4/2022), pihaknya telah mengeluarkan 41.000 visa untuk pengungsi asal Ukraina.
Dokumen tersebut dikeluarkan melalui berbagai skema.
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
Namun, Inggris dikritik lantaran proses pengajuan visa itu dianggap terlalu lama dan rumit.
Pada Maret lalu, Inggris telah mengumumkan dua skema untuk membantu pengungsi Ukraina.
Skema pertama ditujukan untuk pengungsi yang sudah memiliki keluarga di Inggris.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Sedangkan skema kedua akan mengizinkan para pengungsi tinggal dengan warga Inggris yang menawarkan akomodasi.
Skema itu dinamakan “Rumah untuk Ukraina”.
Data teranyar menunjukkan, kurang dari 80.000 permohonan visa dari kedua skema yang telah diterima.
Diberitakan Reuters, dari 36.300 permohonan melalui skema keluarga, baru 28.500 visa yang dikeluarkan dan 10.800 pengajuan yang diterima.
Sementara melalui skema kedua, telah ada 43.600 permohonan.
Namun, hanya 12.500 visa di antaranya yang telah dikeluarkan.
Pun hanya tercatat 1.200 pengungsi yang telah tiba di Inggris.
Seluruh pihak yang terlibat dalam kebijakan tersebut telah mengkritik skema itu.
Tak hanya warga Ukraina, penduduk Inggris yang membuka rumah mereka untuk pengungsi menilai kedua skema itu terlalu birokratis dan rumit.
Kerumitan tersebut juga membuat sejumlah pengungsi dibiarkan dalam ketidakpastian selama berpekan-pekan.
Mereka harus menunggu untuk melakukan perjalanan ke Inggris meskipun akomodasi telah menanti.
Inggris mengatakan, pemerintah tengah bekerja secepat mungkin untuk membantu para pengungsi.
Pihaknya meminta pengertian sebab menghadapi arus pengungsi yang begitu besar.
"Itu adalah operasi pengungsi terbesar dan tercepat dalam sejarah," kata pemerintah.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, mengakui situasi itu telah menimbulkan rasa frustrasi.
Patel mengatakan, ratusan staf pengurus visa telah dikerahkan untuk memberikan dukungan kepada para pengungsi.
Dia mengatakan, pemeriksaan keamanan tidak menjadi masalah.
Tetapi, pihaknya ingin memastikan orang-orang yang datang memiliki dokumen yang memberi mereka hak untuk bekerja dan menyekolahkan anak-anak mereka.
"Kami harus memastikan bahwa mereka dilindungi dan juga dijaga di Inggris," kata Patel.
Menteri Pengungsi, Richard Harrington, mengakui, ada permasalahan dalam sistem visa.
Namun, Harrington berjanji akan berusaha menyederhanakan dan menetapkan target penyelesaian tidak lebih dari 48 jam.
Badan pengungsi PBB mengatakan, lebih dari 4 juta orang telah meninggalkan Ukraina.
Sebagian besar dari mereka mengungsi ke negara-negara tetangga.
Tak seperti Inggris, pengungsi yang pergi ke negara-negara Eropa lainnya tidak memerlukan visa sebelum masuk. [Ss]