Kaltara.WahanaNews.co, Tarakan - Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Utara (Kaltara) mengingatkan tentang kerawanan generasi muda di daerah itu terpapar radikalisme, terutama melalui penyebaran media sosial.
"Kelompok-kelompok radikal memanfaatkan platform media sosial untuk berebut pengaruh melalui internet. Anak muda menjadi sasaran empuk bagi mereka sehingga penting literasi media bagi adik-adik agar tahu berita hoaks dan bukan, karena salah satu jalan masuk di medsos adalah hoaks dan ujaran kebencian, " Kata Ketua FKPT Kaltara Datuk Iskandar Zulkarnaen di Tanjung Selor, Kamis.
Baca Juga:
Kemenag Perkuat Moderasi Beragama di Minahasa untuk Tanamkan Nilai Toleransi
Hal itu disampaikan kepada puluhan siswa MTsN(Madrasah Tsanawiyah Negeri) Bulungan pada kegiatan Ekstra Kulikuler Keagamaan Bermuatan Moderasi Beragama.
Karena, kata dia, kemajuam teknologi digital penyebaran virus paham radikal terorisme tidak lagi menggunakan cara konvensional atau tatap muka seperti dilakukan kelompok teroris Al Qaeda yang didirikan oleh jutawan Saudi Osama Bin Laden pada awal 1980-an.
Penyebaran virus paham radikal terorisme kini lebih masif menggunakan media sosial yang dimulai dengan adanya ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah yang dideklarasikan oleh Abu Bakar al-Baghdadi di Mosul Irak pada 2014.
Baca Juga:
FKUB Sulawesi Tengah Sosialisasikan Moderasi Beragama kepada Pelajar SMA di Palu
"Dari berbagai peristiwa akhir-akhir ini, kita menemukan fakta baru bahwa pola penyebaran paham radikal terorisme masif melalui media sosial, sedangkan para pelaku teror kini adalah anak-anak muda generasi Milenial dan Gen Z serta melibatkan wanita, " paparnya.
Ia mencontohkan kasus bom bunuh diri menggoyang metropolitan Jakarta di Hotel JW Marriott, pada 17 Juli 2009 oleh Dani Dwi Permana yang berusia 18 tahun.
Ia juga memaparkan berbagai kasus lain di tanah air yang umumnya mereka tergolong generasi muda, yakni kelompok milenial dan Gen Z.
"Ada beberapa alasan mengapa anak-anak muda dijadikan sasaran kelompok teroris untuk direkrut jadi anggota, di antaranya karena berada pada usia labil atau pencarian jati diri sehingga mudah dipengaruhi, faktor lain yakni kebutuhan regenerasi bagi anggota kelompoknya, " kata dia.
Mencegah penyebaran virus ini dikalangan generasi muda, Ketua FKPT Kaltara menilai perlu meningkatkan literasi media dan digital bagi generasi muda.
"Dengan pemahaman literasi digital yang baik, maka adik-adik bisa lebih selektif dalam menerima informasi. Hal ini dapat mencegah hal-hal negatif seperti penyebaran berita hoaks, " katanya.
Upaya lain adalah benar-benar menjalan moderasi beragama, yakni sikap atau cara pandang yang tidak terlalu ke kiri sehingga menjadi liberal atau terlalu ke kanan sehingga menjadi radikal.
"Moderasi beragama seperti dalam Surah Al-Baqarah 143, yakni adanya sisi sikap moderat, sikap tengah, dan tidak berlebihan atau ekstrem. Bisa saling menghargai dan menghormati kepada teman yang berbeda suku maupun agama," katanya.
[Redaktur: Patria Simorangkir]