WahanaNews-Kaltara | Upaya transformasi dan efisiensi yang dilakukan PT PLN (Persero) berhasil membuat keuangan PLN sehat. Upaya transformasi PLN mampu menaikan demand pada 2021 kemarin sebesar 5,78 persen.
Selain itu, pada semester pertama tahun ini PLN mampu mengantongi laba bersih Rp 17,4 triliun. Capaian itu melonjak 162,4 persen dari periode yang sama tahun lalu, Rp 6,6 triliun.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Dari pertumbuhan laba 10 perusahaan besar di Indonesia, 7 perusahaan berasal dari BUMN dan salah satu yang terbesar ialah PLN. Hal itu menunjukkan bukti BUMN berada di track yang benar. Belum lagi dari sisi pajak, dari 10 emiten terbesar ada 3 emiten BUMN," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, dalam siaran pers, Kamis (18/8/2022).
Arya mengatakan, BUMN berkontribusi penting dalam pemulihan ekonomi khususnya saat pandemi Covid-19. Kontribusi BUMN ini hasil dari efisiensi dan transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN dan Perusahaan BUMN dalam mengadaptasi tantangan global.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Wujud kontribusi BUMN misalnya mampu mengurangi angka kemiskinan dengan berkurangnya angka masyarakat kelas bawah. Kelas menengah telah mencapai 232 juta. Artinya kelas bawah semakin mengecil," kata dia.
Arya juga menjelaskan, BUMN pada tahun buku 2021 mampu meningkatkan pendapatan dari Rp 1.130 triliun ke Rp 1.982 triliun. Kenaikan pendapatan ini mengerek pertumbuhan laba total yang mampu dikantongi BUMN sehingga bisa memberikan kontribusi lebih untuk negara.
"Di sisi lain laba kita, naik 40 persen. Makanya ini wujud contoh berhasilnya kita melakukan efisiensi dan transformasi. Laba bersih dari 10 perusahaan terbesar di Indonesia yang tujuh itu BUMN," ujar Arya.