WahanaNews-Kaltara | Guru honorer di sekolah negeri mengaku resah atas rencana pemerintah yang meniadakan tenaga honorer tahun depan.
Mereka cemas akan banyak tenaga kependidikan berstatus honorer menganggur.
Baca Juga:
Menpan RB: Usulan Formasi CASN 2024 hingga 31 Januari, Prioritaskan Tenaga Honorer
"Tentu kami resah, karena sampai saat ini masih banyak tersisanya tenaga honorer di sekolah negeri. Sementara, rekrutmen PNS dan PPPK berjalan lambat dan sampai saat ini sangat sedikit," kata Ketua Umum Forum Guru Honorer Bersertifikasi Sekolah Negeri (FGHBSN) Nasional Rizki Safari Rakhmat, Rabu (26/1/2022).
Menurut dia, jika kebijakan itu dipaksakan, dia khawatir akan banyak guru honorer tak memiliki pekerjaan. Hal itu melihat proses rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) selama dua tahun terakhir yang cenderung lambat.
"Tahun lalu hanya 293.000 guru yang lulus PPPK atau baru 30 persen. Sementara kebutuhan 1,2 juta. Artinya, masih banyak sekali yang belum masuk PPPK. Saya pesimistis hingga 2023 semua guru honorer bisa terekrut semua," beber dia.
Baca Juga:
Diduga Cabuli 15 Murid SD Laki dan Perempuan Guru Honorer di Langkat Ditangkap
Tahun ini, pemerintah menargetkan merekrut 700 guru honorer, namun melihat proses selama ini di pesimistis bisa tercapai.
"Ini kan yang jadi soal apakah gaji oleh daerah atau APBN. Sampai saat ini saja, ada 30 pemda belum ada seleksi PPPK," pungkas dia.
Dia berharap, jika pemerintah tetap ingin menerapkan penghapusan honorer pada 2023, agar mempercepat proses seleksi PPPK. Sementara guru yang sudah mengikuti seleksi, agar diloloskan. [As]