Kaltara. WahanaNews.co, Nunukan - PLN ULP Nunukan relokasi dua mesin dari Kota Tarakan untuk mengatasi defisit mesin pembangkit yang menyebabkan padam bergilir sejak Juli hingga Oktober 2023.
Manager PLN ULP Nunukan, Ferry Kurniawan mengatakan sejak 28 Juli 2023 kondisi mesin pembangkit listrik di Nunukan sangat defisit.
Baca Juga:
ALPERKLINAS: SLO Listrik, Benteng Terakhir Keselamatan Ketenagalistrikan
"Secara normal listrik di PLN Nunukan daya mampunya 16 MW. Sementara untuk beban puncak 15,8 MW. Per 28 Juli ada satu mesin di PLTD Sei Bilal masuk masa pemeliharaan. Jadi minus 1 MW selama satu bulan," kata Ferry Kurniawan dilansir dari TribunKaltara.com, Sabtu (07/10/2023).
Menurut Ferry selain defisit mesin pembangkit, tekanan gas di PLTMG wilayah Sebaung yang tidak stabil menjadwalkan pemadaman empat sesi selama lima hari.
"Biasanya per hari padam dua sesi dari pukul 18.00 Wita sampai pukul 21.00 Wita dilanjutkan sesi kedua dari pukul 21.00 Wita hingga pukul 24.00 Wita. Kami jadwalkan empat sesi jadi dari pukul 12.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita dilanjutkan pukul 15.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita. Pukul 18.00 Wita hingga pukul 21.00 Wita. Pukul 21.00 Wita hingga pukul 00.00 Wita," ucapnya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Konsumen Percayakan Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Listrik pada Ahlinya
Meski begitu, kata Ferry PLN ULP Nunukan berhasil mengatasinya sehingga pemadaman empat sesi hanya berlangsung dua hari.
"Alhamdulillah tidak sampai lima hari untuk pemadaman empat sesi. Kami berhasil atasi sehingga pemadaman hanya dua hari saja," ujarnya.
Ferry mengaku sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi persoalan defisit mesin pembangkit listrik di Nunukan.
Diantaranya mengusulkan penambahan kapasitas mesin baru yang hingga saat ini masih berprogres di PLN Kantor Pusat.
Tak hanya itu, PLN ULP Nunukan juga mempercepat proses perbaikan mesin. Bahkan melakukan relokasi dua mesin dari Kota Tarakan.
"Dua mesin yang direlokasi itu masing-masing satu MW. Berarti daya mampu bertambah jadi 18 MW. Sehingga dimungkinkan tidak ada pemadaman bergilir lagi," tutur Ferry.
Ferry beberkan dua mesin yang baru direlokasi tersebut baru satu tahun beroperasi. Sehingga dia pastikan PLN ULP Nunukan dapat mengatasi persoalan defisit mesin pembangkit listrik di Nunukan.
"Dua mesin itu belum sampai 7.000 jam beroperasi. Usianya baru satu tahun. Kalau mesin yang di Sei Bilal beroperasi sejak 2018 jadi ada sekira 39.000 jam," ungkapnya.
Dalam waktu dekat PLN ULP Nunukan akan mengoperasikan satu mesin terlebih dahulu.
"Kami upayakan satu unit mesin dulu yang beroperasi artinya daya mampunya 1 MW untuk nutupin defisit. Maksimal dua minggu ke depan dua mesin sudah beroperasi," imbuhnya.[ss]