WahanaNews-Kaltara | Militer Indonesia saat ini tengah meningkatkan jumlah kapal perang miliknya.
Kapal perang militer Indonesia sejatinya sudah banyak yang berusia sepuh.
Baca Juga:
Sejarah Panser Ferret Legendaris di Tubuh Militer Indonesia
Tak pelak, modernisasi kapal perang jadi hal mendesak bagi militer Indonesia.
Contoh kapal perang sepuh Indonesia ialah Ahmad Yani class.
Ahmad Yani class atau acapkali disebut Van Speijk sudah operasional 35 tahun lebih di jajaran militer Indonesia.
Baca Juga:
Mengenal Airbus A400M, Pesawat Angkut Militer yang Bakal Dimiliki Indonesia
Tapi jangan salah, Van Speijk merupakan bekasan AL Belanda yang sudah operasional sejak 5 Maret 1965.
Bayangkan saja, ia sudah ada saat Indonesia masih dipimpin Presiden Soekarno dan kini si kapal masih aktif menjaga laut NKRI.
Saking tuanya fregat Ahmad Yani class, media China military.people.com.cn menyorotinya.
Totalnya, Van Speijk sudah beroperasi setengah abad dan butuh penggantian.
"Kapal perang permukaan tercanggih Angkatan Laut Indonesia adalah enam fregat kelas Ahmad Yani dengan bobot kurang dari 3.000 ton, yang telah beroperasi selama lebih dari setengah abad dan sangat membutuhkan penggantian," jelas military.people.com.cn beberapa waktu lalu.
Media China tersebut melihat bahwa Indonesia salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
Maka Indonesia membutuhkan armada yang besar pula untuk mempertahankan wilayahnya.
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terletak di selatan Asia Timur, di tengah Samudra Pasifik Barat, dan berbatasan dengan Samudra Hindia," jelasnya.
Tapi military.people.com.cn mengakui jika beberapa tahun ke belakang Indonesia mulai membangun angkatan lautnya.
"Untuk membangun kembali keunggulan maritimnya di Asia Tenggara, Indonesia meluncurkan rencana modernisasi angkatan laut pada tahun 2014 untuk meningkatkan kapasitas kapal perangnya," katanya.
Paling disorot ialah pengadaan fregat FREMM dan Arrowhead.
Kasusnya seperti Rafale dan F-15 Eagle II, Indonesia kalap membeli duo fregat canggih Eropa tersebut.
Dua unit Arrowhead dan enam unit FREMM.
"Pada tanggal 16 September, di Pameran Pertahanan Internasional Inggris yang diadakan di London, Kementerian Pertahanan Indonesia (selanjutnya disebut Indonesia) menandatangani kontrak dengan British Babcock Company untuk membeli dua fregat Arrowhead.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pertahanan Indonesia telah memeriksa banyak jenis kapal baru dengan bobot lebih dari 4.000 ton, termasuk fregat kelas Ivan Huetfield Denmark, fregat kelas Omega Belanda, fregat kelas atas Jepang dan kapal Bergamini Italia," jelas military.people.com.cn.
Sementara itu situs Asia Pacific Defense Journal sudah berani menyebut Indonesia akan mempunyai 18 fregat untuk mempertabal armadanya.
"Saat ini MOD (Kementerian Pertahanan Indonesia) telah mengkonfirmasi akuisisi 2 fregat Arrowhead 140 dari Inggris, 6 fregat FREMM baru dan 2 fregat kelas Maestrale yang diperbaharui dari Italia, sementara juga dalam diskusi untuk pengadaan 8 fregat kelas Mogami dari Jepang," tulis Asia Pacific Defence Journal.
Untuk persenjataan FREMM Indonesia, bisa dipasangi torpedo MILAS.
MILAS ini torpedo unik, ia diluncurkan seperti rudal namun menyasar target kapal selam.
Dikutip dari mbda-systems.com, MILAS dirancang untuk membawa dan melepaskan torpedo ringan MU-90 menuju posisi kapal selam yang disasar, seperti yang ditunjukkan oleh sonar kapal atau oleh helikopter ASW atau MPA.
"Efektivitas sistem bergantung pada kemampuan untuk memperbarui lintasan dan titik pelepasan torpedo secara terus menerus selama penerbangan rudal, dengan keuntungan tambahan dari memodifikasi pengaturan torpedo sehubungan dengan manuver target," papar mbda-systems.com.
Awalnya MILAS diluncurkan seperti rudal. Kemudian ia akan menceburkan diri di atas sasaran.
Hal ini untuk menghindari deteksi sonar kapal selam sehingga serangan bisa lebih senyap.
Sehingga target akan kesulitan dalam melakukan manuver menghindar.
Menyoal pengadaan kapal perang Indonesia, situs China, workercn.cn pada 3 Maret 2022 lalu berujar bahwa Jakarta bisa menyiapkan 50 unit kapal perang dalam dua tahun saja.
Apalagi Indonesia sedang berinvestasi di bidang pertahanan sebesar 125 miliar dolar AS.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah banyak berinvestasi dalam modernisasi pertahanan nasional, dengan giat mempromosikan pembelian militer asing, dan mengusulkan untuk menghabiskan 125 miliar dolar AS untuk pengadaan peralatan angkatan laut dan angkatan udara dalam 20 tahun ke depan, 50 kapal permukaan dalam dua tahun ke depan," jelas situs tersebut.
Pengamat militer China, Cao Weidong lantas mengamini hal di atas.
"Di bidang maritim, Indonesia akan mengembangkan kapal permukaan dan kapal selam.
Di udara, Indonesia juga memperkuat konstruksi angkatan udara untuk bersaing memperebutkan supremasi," jelas Cao.
Ditopang perekonomian yang terus naik, Cao yakin Indonesia akan jadi militer terkuat di ASEAN.
"Penduduk Indonesia masih relatif besar, kekuatan ekonominya juga meningkat, Indonesia mungkin juga ingin menjadi kekuatan militer regional (ASEAN)," jelas Cao.
Jika dalam dua tahun 50 kapal perang yang dihasilkan untuk militer Indonesia benar-benar terealisasi, maka tak heran jika China punya prediksi seperti itu. [Ss]