WahanaNews-Kaltara| Sentimen pengumuman kasus Omicron pertama, menjadi kekhawatiran baru pasar keuangan yang menekan rupiah saat ini.
Diketahui, nilai tukar rupiah saat ini berada di posisi Rp14.358 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (16/12) sore. Posisi ini turun 27,5 poin atau 0,19 persen dari Rp14.334 per dolar AS pada Rabu (15/12).
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.343 per dolar AS atau melemah dari Rp14.337 per dolar AS pada kemarin.
Rupiah melemah bersama yen Jepang 0,07 persen dan melemah 0,13 persen bath Thailand.
Namun, won Korea menguat 0,16 persen, rupee India 0,17 persen, yuan China 0,02 persen dan ringgit Malaysia 0,41 persen.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Sementara, mata uang negara maju mayoritas menguat. Franc Swiss naik 0,28 persen, rubel Rusia menguat 0,11 persen, dolar Australia naik 0,22 persen, euro Eropa 0,22 persen, dan poundsterling Inggris menguat 0,26 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan tapering bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) membuat dolar AS kian perkasa.
"Percepatan tapering pasti nya memberi efek penguatan dolar AS, apalagi ada ekspektasi 3 kali kenaikan suku bunga acuan AS tahun depan oleh sebagian analis," kata Ibrahim, Kamis (14/12). [As]