“Bagaimanapun manusia harus hidup dengan plastik karena peradaban manusia tidak akan maju tanpa plastik. Plastik menjadi musuh kita, ketika kita kembali ke budaya primitif dengan membuangnya kesembarang tempat dan plastik berakhir di sungai atau di laut.” ucapnya.
Ia memaparkan, ada sejumlah tantangan dalam pengawasan air minum dalam kemasan.
Baca Juga:
Bisnis AMDK Galon di Indonesia Dinilai Rugikan Konsumen
Di antaranya adalah melakukan tata ulang ringkronisasi/harmonisai kembali regulasi dan standar AMDK, menata ulang parmeter uji dan metode sampling produk AMDK, melakukan komunikasi dan edukasi publik secara intensif untuk mencerdaskan konsumen terkait dengan produk AMDK berkualitas dan terdaftar.
Ia juga menekankan pada tata ulang sistem pelabelan terkait dengan informasi kandungan parameter pada kemasan AMDK.
Sebagai pembicara terakhir Prof. Junaedi Khotib dalam mengatakan, paparan BPA dapat menyebabkan perkembangan dan fisiologi hipotalamus neuroendokrin dan pengendalian keseimbangan energi mengalami gangguan, dan proses learning memori pada hipokampus pun mengalami penurunan.
Baca Juga:
Konsumen Wajib Tahu! Bahaya BPA Dalam Kemasan Plastik, dan 5 Dampak Buruknya Bagi Kesehatan
"Meskipun sampai saat ini kuantitas gangguan pada model tikus secara invivo belum dapat ditranslasikan ke dalam model dosis-response yang sangat jelas pada manusia," katanya.
Hasil kajian Prof. Junaidi menunjukkan bahwa BPA menimbulkan kerusakan yang kompleks dengan melibatkan jalur hormonal dan epigenetik.
"Perkembangan dan fisiologi hipotalamus neuroendokrin dan pengendalian keseimbangan energi mengalami gangguan, dan proses learning memori pada hipokampus mengalami penurunan," kata Prof Junaedi Khotib,