Sedangkan dua unit lainnya dengan total 130 MW telah memiliki sertifikat laik operasi.
Ada pula PLTA Jatigede (2×55 MW) di Jawa Barat yang merupakan kerja sama PLN dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Baca Juga:
RI Targetkan 30 PLTN hingga 2060, ALPERKLINAS Soroti Transfer Teknologi dan Kompetensi SDM
Saat ini, PLTA itu masuk tahap konstruksi dengan progres 87 persen.
Terlepas dari keunggulannya, pengembangan pembangkit hidro juga memiliki sejumlah tantangan.
Misalnya, pengembangannya memerlukan waktu relatif lama, hingga tantangan pembebasan lahan.
Baca Juga:
PLN IP UBP Labuhan Angin: Pionir Inovasi Energi Berkelanjutan di Sumatera Utara
“Pembangkit hidro memang fleksibel untuk menangani pembangkit EBT yang masih bersifat intermittent. Akan tetapi, pengembangan pembangkit ini memiliki tantangan yang signifikan, seperti pembebasan lahan,” ucap Zainal. [Ss]