Pastinya, kata Sekretaris Disperindag ini, dengan tertundanya kapal tol laut itu akan mengalami pengurangan pasokan bahan pokok dan barang penting lainnya di Kabupaten Sangihe.
Di mana Kabupaten Kepulauan Sangihe sangat tergantung pada Tol Laut, karena 85 persen barang pokok dan barang penting lainnya itu berasal dari Surabaya dan Makassar.
Baca Juga:
Bank Indonesia Dukung Panen Perdana Cabai Rawit dan Tomat di Sangihe
"Jadi kalau ada keterlambatan kapal, pastinya berpengaruh terhadap stok, dan kenapa kami menindaklanjuti cepat dengan menyurat ke pihak-pihak terkait agar dapat prioritas di bulan Maret ini,” tandasnya.
Pihak Disperindag juga, tambah dia, telah mengecek semua gudang pengusaha pengguna kapal tol laut.
Dan ditemukan untuk stok barang penting dan barang lainnya sudah menipis, di mana untuk ke depan akan kosong.
Baca Juga:
Kantor Karantina Sulawesi Utara Dukung Ekspor Petani Sangihe untuk Kesejahteraan
"Jadi pada saat pelaksanaan zoom meeting, kami menegaskan kepada Pelni segera memperbaiki mesin kapal yang rusak, atau mungkin kapal Tol Laut Lognus 06 ini tidak bisa lagi digunakan, maka segera digantikan kapal baru. Supaya suplai ke Sangihe kembali normal," Tutup Masora.
Tentang Sangihe