“Botol plastik berbahan PET yang selama ini digunakan sebagai float hanya bertahan sekitar dua kali panen atau sekitar 80 hari. Kini, produk float baru berbahan limbah plastik HDPE dari Program Akar basah bisa bertahan sampai 8-12 bulan,” ujarnya.
Di tahun 2023, menurut Dony, Program Akar basah berhasil mendaur ulang 7,8 ton limbah plastik HDPE menjadi float yang berkualitas dan tahan lama.
Baca Juga:
Program Desa Berdaya PLN UIP KLB Sintang Dukung Pengembangan Potensi dan Ekonomi Desa
Sehingga mengurangi potensi peningkatan timbulan puluhan ton limbah botol plastik berbahan PET untuk pertanian rumput laut.
“Dengan adanya program ini, petani rumput laut dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp385.800.000 (USD 24.839) dari penggantian botol bekas dengan produk float ramah lingkungan,” jelas Dony.
Di ajang kali ini yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai negara di Asia Pasifik, ditampilkan berbagai pendekatan pragmatis terhadap transisi energi.
Baca Juga:
Sekjen PBB Nilai Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Investasi Penting
Serta topik-topik yang menekankan langkah-langkah dan strategi praktis yang diperlukan untuk menavigasi kompleksitas peralihan menuju sistem energi yang lebih bersih.
Sejalan dengan tema APOGCE 2024, program Akar Basah mewakili salah satu topik yang membahas sifat industri energi yang beragam, terutama dalam kategori Environment/lingkungan.
“Kini sekitar 200 petani rumput laut sudah menggunakan produk float baru yang tahan lama dan lebih ramah lingkungan sehingga keberlangsungan bisnis dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiring,” imbuhnya.