Di sisi lain, Apple mengklaim malware di iOS jarang ditemukan. Mereka juga mengatakan serangan siber yang menargetkan iOS merupakan serangan yang ditargetkan secara sempit dan dilakukan oleh negara.
Apple mengatakan jika mereka menghadirkan fitur sideloading di iOS maka pengguna akan berpotensi terpapar lebih banyak aplikasi berbahaya dan akan kehilangan kontrol setelah mengunduh aplikasi dari pihak ketiga.
Baca Juga:
Debut di CAEXPO–CABIS 2025, Kalsel Torehkan Kontrak Bisnis Raksasa dan Perluas Jaringan Global
Produsen iPhone itu juga menambahkan aturan sideloading juga akan memaksa mereka menghilangkan akses dari aplikasi pihak ketiga terhadap elemen hardware dan fungsi sistem operasi non-publik, sehingga bisa menimbulkan ancaman privasi dan keamanan kepada pengguna.
Apple juga mencontohkan sideloading bisa dimanfaatkan penjahat siber untuk mengecoh pengguna agar mau mengunduh aplikasi yang tampilannya dibuat mirip seperti App Store, atau aplikasi nakal yang menawarkan fitur eksklusif.
Ini bukan pertama kalinya Apple mengkritik praktek sideloading. Dalam dokumen serupa yang dirilis pada bulan Juni, CEO Apple Tim Cook mengklaim sideloading bisa merusak keamanan iPhone dan semua inisiatif privasi yang ada di App Store.
Baca Juga:
Kemenkes Luncurkan Kampanye Eliminasi Kanker Leher Rahim, Samarinda Jadi Pionir di Kalimantan
Sementara itu Apple dan App Store terus menjadi perhatian pembuat kebijakan dan perusahaan lain. Salah satunya Epic Games, pengembang Fortnite, yang tahun lalu menggugat Apple karena dianggap anti kompetisi. [non]