Pasalnya, banyak pelaku UMKM berkualitas yang tak memiliki agunan untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan.
Pada akhirnya, mereka terjebak pada rentenir atau perusahaan financial technology (fintech) bodong.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Puji Kontribusi BUMN dalam Mendukung Pelaku UMKM
“Tak perlu pakai pendekatan kolateral yang membutuhkan aset karena mereka tidak memilikinya. Pakailah pendekatan digital seperti yang dilakukan perusahaan fintech kepada pengusaha mikro,” kata Teten.
Teten mengatakan, seluruh pihak, baik bank pemerintah maupun swasta, harus terus berinovasi. UMKM pun harus mengembangkan kapasitasnya. Senada dengan Teten, Iqbal mengatakan bahwa pemberdayaan UMKM merupakan perjalanan panjang. Oleh sebab itu, berbagai upaya harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan guna mengembangkan sektor ini.
Beberapa negara maju di Eropa, seperti Jerman, juga telah melewati perjalanan tersebut. Penguatan sektor UMKM membuktikan bahwa kondisi ekonomi negara tersebut bisa mandiri dan kukuh. Atas penghargaan yang diterima BNI, Iqbal menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Merdeka.com dan Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM yang terus memberi arahan.
Baca Juga:
Panen Hadiah Simpedes BRI Bagi Pelaku UMKM
“Penghargaan tersebut menjadi penyemangat kami untuk memastikan kebangkitan UMKM. Dengan demikian, sektor ini kembali berjaya dan dapat menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia,” jelas Iqbal.
Sesuai mandat sebagai bank global Indonesia, Iqbal melanjutkan bahwa BNI menghadirkan berbagai program pengembangan UMKM guna menembus pasar ekspor.
Dengan begitu, peningkatan kapasitas dan kapabilitas pelaku UMKM yang dilakukan BNI diharapkan dapat mencetak juara-juara UMKM yang memiliki kemampuan bersaing di pasar global.