“Kami juga memilah ekspor yang merupakan produk asli Kaltara, nilainya mencapai 127,03 juta dolar AS, yang komposisi paling tinggi masih didominasi hasil tambang dengan nilai 98,18 juta dolar AS, dan hasil industri 25,73 juta dolar AS,” kata Mas’ud.
Senilai 123,19 juta dolar AS produk asli Kalimantan Utara diekspor melalui pelabuhan lokal yaitu Pelabuhan Malundung di Kota Tarakan. Sisanya, diekspor melalui pelabuhan di Sulawesi Selatan senilai 1,19 juta dolar AS dan melalui Jawa Timur dan Jatim 2,65 juta dolar AS.
Baca Juga:
KPK Akan Panggil Sejumlah Pejabat Bea Cukai Terkait LHKPN
Adapun impor Kalimantan Utara pada Februari 2024, meningkat menjadi 123,22 juta dolar AS dibanding Januari 109,98 juta dolar AS. Komoditas impor didominasi barang hasil industri dengan nilai 122,06 juta dolar AS.
Golongan barang yang mendominasi impor seperti alat mesin produksi senilai 94,39 juta dolar AS, bahan baku rokok 19,16 juta dolar AS, kontainer 3,79 juta dolar AS, dan perangkat elektronik 2,62 juta dolar AS.
Negara asal impor barang bukan migas tersebut adalah China senilai 80,29 juta dolar AS, Swedia 21,38 juta dolar AS, Singapura 12,38 juta dolar AS, dan Vietnam 6,47 juta dolar AS.
Baca Juga:
Apresiasi Eksportir Indonesia, Kemendag Kembali Berikan Penghargaan Primaniyarta
“Memperhatikan nilai ekspor impor tersebut, maka neraca perdagangan Kalimantan Utara mengalami surplus 243,58 juta dolar AS pada Februari 2024,” demikian Mas’ud Rifai.
[Redaktur: Patria Simorangkir]