"Kami berharap pemerintah daerah serius menangani dan mengatasi masalah banjir karena kini rutin terjadi setahun bisa dua atau tiga kali, terutama normalisasi sungai dan relokasi pemukiman," ujarnya.
Salah satu usulan pihaknya kepada Pemkab Nunukan adalah pembangunan siring di sepanjang DAS (daerah aliran sungai) Sembakung. Hal ini sudah dimasukkan dalam usulan di SIPD (Sistem Informasi Pemerintahan Daerah).
Baca Juga:
Kalimantan Utara Perluas Program Sarapan Pagi Bergizi Gratis untuk Siswa Sekolah
Ia memperkirakan ada dampak lingkungan dari kian marak aktifitas pembukaan lahan untuk sektor perkebunan (sawit), pertambangan dan perhutanan.
"Iya, jelas sekali itu, dulu saat saya masih kecil jarang sekali air sungai sembakung ini meluap. 10 atau 20 tahun terakhir volume air di sungai Sembakung ini tidak seperti dulu lagi. Lihatkah abrasi sepanjang pinggir sungai," paparnya menjelaskan kondisi dampak lingkungan itu.
"Sekarang ini sulit melihat air Sungai Sembakung ini jernih seperti saat kami m!masih kecil. Sepanjang tahun air sungai keruh kecoklatan," imbuh dia.
Baca Juga:
Gubernur Kaltara Harap Pembangunan Industri Minyak Goreng Sawit Dongkrak Ekonomi Daerah
Sementara itu, banjir juga melanda sebagian wilayah di Kabupaten Malinau.
"Luapan Sungai Sesayap Malinau mulai menggenangi rumah warga sekitar 04.00 Wita di Desa Belayan Kecamatan Malinau Utara Kabupaten Malinau," kata Morhan warga Malinau.
Selain banjir merendam rumah warga, juga fasilitas umum, termasuk ruang Sekolah SD 006 Belayan Malinau Utara sehingga para pengelola sekolah bergotong royong menyelamatkan barang penting agar tidak rusak terkena air banjir.