Dibanding dengan triwulan sebelumnya yaitu triwulan IV 2023, ekonomi Kaltara mengalami kontraksi dan merupakan tren musiman.
Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi di lapangan usaha perdagangan, listrik, dan gas (12,80persen). Dan dibanding triwulan sebelumnya, terdapat lima lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan, yaitu informasi dan komunikasi, real estat, jasa keuangan dan asuransi, perdagangan besar dan eceran, dan perdagangan lainnya.
Baca Juga:
BPS Aceh: Pengeluaran Per Kapita 2024 Naik 3,16 Persen dari 2023
“Sektor administrasi pemerintahan mengalami kontraksi terdalam,” ujarnya.
Adapun struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara triwulan I 2024 dengan migas dan batu bara didominasi sektor pertambangan dengan share atau kontribusi sebesar 29,52 persen, pertanian 15,21 persen, perdagangan 12,89 persen, konstruksi 12,36 persen, dan industri pengolahan 8,14 persen.
Kelima lapangan usaha tersebut berkontribusi 78,13 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltara.
Baca Juga:
BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah Mencapai 9,89 Persen di Tahun 2024
Jika tanpa migas dan batu bara, kontribusi lima lapangan usaha tersebut turun menjadi 71,19 persen. Pertambangan hanya memiliki share kontribusi sebesar 7,17 persen.
PDRB Kaltara triwulan I 2024 atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp35,291 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) senilai 17,6 triliun.
“Dibandingkan triwulan I 2023, maka ekonomi Kaltara tumbuh 4,78 persen, dan jika dibandingkan triwulan IV 2023, mengalami kontraksi 2,48 persen,” ujarnya.