Diketahui dua unit mesin yang ditempatkan di PLTD Sei Bilal tersebut direlokasi dari Kota Tarakan, belum lama ini.
Meski dua mesin tersebut sempat dioperasikan di Kota Tarakan, namun Ferry menyebut operasinya masih di bawah 7.000 jam.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
"Masih terbilang kuat mesin itu karena beroperasi di bawah 7.000 jam. Kalau mesin yang di Sei Bilal beroperasi sejak 2018 jadi ada sekira 39.000 jam," ucapnya.
Sekadar diketahui, defisit mesin pembangkit yang terjadi sejak akhir Juli 2023, akibat gangguan pada PLTD Sei Bilal. Ditambah tekanan gas di PLTMG Sebaung tidak stabil sehingga terjadi penurunan daya mampu.
Daya mampu pembangkit listrik di sistem Nunukan berkisar antara 14 sampai 15 MW dengan beban puncak tertinggi mencapai 15,8 MW. Sehingga PLN ULP Nunukan mengalami defisit sekitar 1 MW.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Selain itu, gangguan lain akibat laju pertumbuhan pelanggan yang berasal dari natural growth pelanggan eksisting dengan asumsi 94,6 persen dan pelanggan baru sekira 5,34 persen, meningkat tahun 2023.[ss]