WahanaNews-Kaltara | Abu batu bara atau fly ash bottom ash (FABA) hasil kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menyimpan berbagai manfaat. Selain banyak dimanfaatkan untuk material konstruksi, ternyata FABA juga bisa dimanfaatkan sebagai media tanam layaknya campuran tanah dan pupuk.
Hal ini terlihat dari uji coba yang dilakukan oleh PLN Unit Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan (UPDK) Palangkaraya bersama Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau, Satuan Pembinaan Masyarakat Kepolisian Resor Pulang Pisau dan Kelompok Tani di sekitar PLTU Pulang Pisau pada Jumat (10/6/2022).
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Manajer Bagian Keuangan dan Umum PLN UPDK Palangkaraya Warto menjelaskan kondisi lahan di sekitar lokasi PLTU Pulang Pisau merupakan tanah gambut yang memiliki komposisi yang buruk serta tingkat keasaman yang tinggi. Hal ini menyulitkan petani untuk dapat memanfaatkannya sebagai lahan pertanian produktif.
“Kami saat ini tengah menguji penggunaan FABA sebagai media tanam untuk mengubah lahan non produktif di sekitar PLTU Pulang Pisau menjadi lahan produktif,” ujar Warto.
Menurut beberapa penelitian sebelumnya, karakteristik FABA yang memiliki power of hydrogen (pH) 4,5-12 mampu memperbaiki keasaman tanah sehingga tanah menjadi lebih subur.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Warto merinci uji coba yang dilaksanakan menggunakan 3 komposisi kandungan FABA yang berbeda yaitu dimulai dari 37,5 persen , 52,5 persen hingga 67,5 persen.
“Dari hasil penelitian ini akan kami amati komposisi campuran FABA, tanah, sekam dan kompos yang paling tepat dan sesuai untuk kondisi lahan di sekitar Pulang Pisau,” kata Warto.
PLN berharap setelah didapatkan komposisi campuran yang paling tepat, pihaknya dapat menjalin kerja sama pemanfaatan FABA seluas-luasnya dengan berbagai kelompok tani, TNI/Polri dan pemerintah setempat. Pasalnya, PLTU Pulang Pisau dengan kapasitas 90 mega-watt mampu menghasilkan 40 ton FABA per hari.