Disebutkan, Bupati Malinau periode 2011-2016 dan 2016-2021 yang sukses dengan program Gerakan Desa Membangun (Gerdema) dan RT Bersih yang sepenuhnya percaya kepada rakyat itu, Kaltara lahir sebagai daerah otonomi setelah mekar dari Kalimantan Timur bertujuan untuk mendapatkan pemerataan dan keadilan pembangunan.
Namun sejauh ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Sehingga sebagai salah satu yang terlibat dalam pembentukan Kaltara, dia ingin tujuan awal pemekaran Provinsi Kaltara yang terdapat empat kabupaten dan satu kota ini dapat terealisasi untuk mewujudkan Kaltara yang Berdaya Saing, Mandiri, Maju dan Sejahtera.
Baca Juga:
Bawaslu Kabupaten Serang Tingkatkan Pengawasan Selama Masa Tenang Pilkada Serentak 2024
“KIta ketahui Kaltara lahir dari sebuah daerah otonomi yang pecahan dari Kalimantan Timur. Tentu ini merupakan sebuah sejarah untuk Kaltara karena komitmen ingin mewujudkan pemerataan dan keadilan bagi seluruh rakyat yang ada di Kaltara,” ungkapnya.
Provinsi Kaltara hadir sebagai sebuah pemerintahan untuk rakyatnya dan pembangunan harus menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, terlebih daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau pembangunan, tak terkecuali daerah perbatasan.
Karena itulah ia mengajak untuk merenungkan bersama dan yakinkan diri, bahwa seluruh rakyat Kaltara yang mengikuti pesta demokrasi adalah adalah penentu masa depan Kaltara. Maka dari itu, diharapkan agar tidak terbuai dengan janji-janji untuk kepentingan sesaat. Tapi bijaklah memilih pemimpin yang membawa program pembangunan untuk masa depan Kaltara dan bahkan Indonesia ke depan lebih baik.
Baca Juga:
Gelar Dialog Publik Bareng Paslon Wali-Wakil Wali Kota, Ketua ICMI Kota Bekasi Bilang Ini
“Untuk itu jangan sederhanakan diri, jangan sederhanakan suara, jangan sederhanakan hak kita dalam pesta demokrasi Kaltara ini,” katanya sambil berpesan agar terus menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing, terutama dalam masa-masa pilkada ini.
[Redaktur: Patria Simorangkir]