Rehabilitasi itu dirincikan terhadap 3.822,63 hektare lahan terbuka; 406,91 mangrove terabrasi; 130.869,43 hektare tambak; 18,98 tanah timbul; 1,782,95 hektare mangrove jarang; dan 44.652,71 hektare mangrove sedang.
“Kegiatan rehabilitasi itu akan dilaksanakan Pemerintah Pusat, tentu bekerja sama dengan kami Pemprov Kalimantan Utara, BRGM dan para mitra,” kata Syarifuddin.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
Syarifuddin juga mengatakan, rehabilitasi dan sosialisasi kepada masyarakat adalah kunci untuk menekan laju pertambahan luas areal tambak, sekaligus memperluas area mangrove.
Ia menyebut, pertumbuhan perluasan tambak dalam 25 tahun terakhir, mencapai 844 persen, pada 1991 luas tambak hanya 15.871 hektare dan pada 2016 mencapai 159.958 hektare. Lalu berdasarkan deliniasi tiap petak tambak pada 2021, luas tambak di Kalimantan Utara sudah mencapai 153.928,67 hektare.
“Saat ini pola pikir masyarakat telah berubah berkat pemahaman yang kita berikan, mereka bahkan meminta supaya penanaman mangrove digalakkan ,” kata Syarifuddin.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
[Redaktur: Patria Simorangkir]