Rumah produksi ini merupakan aset Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang dikelola kelompok tani wanita. Dengan keberadaan rumah produksi tersebut maka panen kakao para petani diyakini dapat terakomodir dengan baik.
Sebelumnya, banyak petani yang menjual hasil panen kakaonya kepada tengkulak hingga ke daerah tetangga yaitu Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Baca Juga:
Harga Kakao Non Fermentasi di Sultra Naik Rp125.000 per Kilogram
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan mengatakan, di Desa Pejalin, luas area tanaman kakao yang dikembangkan mencapai 120 hektare, dengan 10 hektare di antaranya sudah berproduksi. Sedangkan, Desa Antutan memiliki perkebunan kakao 100 hektare, dengan 80 hektare di antaranya sudah panen rutin.
Ketersediaan bahan baku untuk rumah produksi cokelat di kedua desa dapat tercukupi. Rumah produksi Desa Pejalin mampu memproduksi cokelat hingga tahap bubuk dan batangan, sedangkan Desa Antutan fokus pada produksi cokelat batangan.
Desa Pejalin mendapatkan bantuan pengadaan mesin dari Dana Transfer Anggaran berbasis Teknologi (TAKE), sedangkan Desa Antutan dibantu oleh Dinas Pertanian melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi. Desa Pejalin memiliki tujuh unit mesin produksi cokelat, sedangkan Desa Antutan memiliki empat unit.
Baca Juga:
Harga Kakao Kering di Lebak Naik, Petani Raup Rp60 Ribu per Kilogram
Kepala Desa Pejalin, Abdul Rajak Sulaiman mengemukakan, produksi kakao Desa Pejalin mencapai setengah ton atau 500 kilogram per bulan.
"Saat ini masih tahap uji coba, jadi produksi harian masih lima kilogram. Tapi targetnya per hari bisa mencapai 10 kilogram," ujarnya.
Harga kakao kering fermentasi di daerah ini dibanderol Rp120 ribu per kilogram, sedangkan kakao kering tanpa fermentasi Rp70 ribu per kilogram dan kakao basah Rp50 ribu per kilogram.
Keberhasilan Desa Pejalin dan Desa Antutan mengembangkan produksi cokelat menjadi bukti komitmen dan kerja keras para petani, pemerintah dan pihak terkait. Produksi cokelat Bulungan diyakini terus berkembang dan menjadi salah satu komoditas unggulan daerah.