Kaltara.WahanaNews.co, Tanjung Selor - Bank Indonesia mencatat bahwa tekanan inflasi di Kalimantan Utara pada tahun 2024 mengalami penurunan, dan diperkirakan sesuai dengan target inflasi nasional sebesar 2,5±1%, karena dipengaruhi oleh stabilisasi inflasi pada kelompok inti.
"Sesuai target nasional, yakni kisaran 2,5 persen plus minus satu persen. Kondisi itu dipengaruhi kondisi cuaca, yakni sejalan dengan prakiraan BMKG terhadap kondisi cuaca 2024 yang lebih kondusif ketimbang dengan 2023,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Utara Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Rabu (17/4/2024).
Baca Juga:
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Utara Hadiri Simulasi Pemungutan Suara dan Sirekap Pilkada 2024
Cuaca yang baik disebut berimplikasi pada produktivitas dan kualitas panen yang lebih baik juga sehingga dapat memenuhi permintaan (demand). Selain itu, juga berperan mendukung kelancaran distribusi.
Ia menambahkan, di sisi lain, anggaran ketahanan pangan Pemerintah juga meningkat 13,2 persen atau sebesar Rp114,3 triliun pada APBN 2024 yang ditujukan untuk memenuhi demand, memudahkan akses, serta stabilisasi fluktuasi harga pangan.
“Hal ini tentunya diharapkan bisa menciptakan kestabilan harga dan ketersediaan pangan yang semakin terkendali,” kata Wahyu.
Baca Juga:
Kapolda Kaltara Irjen Pol. Hary Sudwijanto Jadi Inspektur Upacara Sumpah Pemuda
Menurutnya, ada risiko inflasi yang perlu diwaspadai pada 2024. Salah satunya, ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina serta konflik Israel-Palestina, menyebar ke negara lain di kawasan yang berpotensi mengganggu produksi dan distribusi pangan, energi, serta pupuk.
Wahyu mengatakan bahwa kondisi tersebut dapat memberikan tekanan pada komoditas bahan baku energi sehingga berdampak pada sejumlah komoditas impor.
Menurutnya, kenaikan harga minyak dunia juga patut diwaspadai, karena dapat memberikan tekanan terhadap operasional angkutan yang juga bisa memberikan tekanan pada harga pangan strategis.