“Hal tersebut juga memicu tendensi masyarakat untuk mencari instrumen yang lebih tidak volatil, yang pada gilirannya akan bertranmisi pada tekanan harga emas,” ungkap Wahyu.
Selanjutnya, berdasarkan proyeksi BMKG, gangguan kondisi cuaca yang berpotensi terjadi di Kalimantan Utara juga patut diwaspadai. Kondisi cuaca pada periode Juli – September 2024 diperkirakan hujan normal, namun tetap waspada tentang adanya potensi kebakaran hutan dan lahan dan waspada bencana banjir pada Oktober – Desember 2024.
Baca Juga:
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Utara Hadiri Simulasi Pemungutan Suara dan Sirekap Pilkada 2024
Gangguan cuaca tersebut dapat berdampak pada berkurangnya produktivitas panen sejumlah tanaman pangan strategis seperti aneka cabai dan aneka bawang.
“Karena sebagian besar pasokan komoditas pangan strategis di Kalimantan Utara berasal dari Jawa, hal ini perlu menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Selain itu, kebijakan kenaikan cukai rokok pada 2024 pada kisaran 10-12 persen juga berdampak pada kenaikan harga rokok yang sudah terlihat sejak awal 2024.
Baca Juga:
Kapolda Kaltara Irjen Pol. Hary Sudwijanto Jadi Inspektur Upacara Sumpah Pemuda
Kebijakan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 3,38 persen dan gaji PNS sebesar 8 persen juga dapat menjadi risiko inflasi seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat dan perlu diiringi dengan terpenuhinya pasokan.
Menko Perekonomian optimistis
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis bahwa laju inflasi di tahun 2024 akan berada di kisaran 2,5 persen plus minus satu persen. Target tersebut turun sedikit dari target inflasi tahun lalu yang dipatok di tiga persen plus minus satu persen.