WahanaNews-Kaltara | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan sudah ada 363 kasus Covid-19 yang bermula dari penularan subvarian Omicron BA.2 atau anak Omicron di Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan gejala klinis subvarian Omicron BA.2 tidak jauh berbeda dengan varian Omicron (BA.1 dan BA.1.1) pada umumnya.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Dengan kata lain, pasien yang terpapar BA.2 tidak memiliki gejala baru yang khas.
"Gejala atau ciri-ciri yang timbul mirip subvarian BA.1 seperti flu biasa, sakit tenggorokan, batuk, pilek, dan badan terasa pegal-pegal," katanya ketika dihubungi, Rabu 16/3/2022).
Menurutnya, hingga saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa BA.2 memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi, serta dapat menurunkan imunitas dan efikasi vaksin. Meski demikian, penularan subvarian Omicron BA.2 perlu diwaspadai.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
"Untuk tingkat keparahan dan efikasi vaksinasi terhadap subvarian Omicron BA.2 masih perlu dikaji lebih dalam lagi lantaran ketersediaan data yang belum cukup. Masih diperlukan banyak data, apakah benar menurunkan efikasi vaksin," urai dia.
Untuk itu, katanya, masyarakat diminta selalu waspada dan jangan pernah lengah, meskipun situasi sudah membaik dan dilakukan pelonggaran pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Kondisi ini tidak akan berbahaya bila masyarakat tetap terus mempertahankan protokol kesehatan (prokes) 5M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi.