Selain itu, kata Nadia, segera melakukan vaksinasi primer (dosis pertama dan kedua) serta melakukan vaksinasi booster bagi mereka yang sudah divaksinasi primer dengan jarak waktu yang telah ditentukan pemerintah.
Sebelumnya, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyatakan varian Omicron BA.2 telah menyebar di Indonesia. Varian tersebut telah terdeteksi di 19 provinsi di Tanah Air.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
"Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) tanggal 13 Maret lalu, sejak Januari tahun 2022 mulai terlihat kenaikan Omicron BA.2 dan jumlahnya telah mencapai 8.302 sequence Indonesia. Saat ini varian ini telah terdeteksi di 19 provinsi di Indonesia," katanya.
Berdasarkan data Kemenkes, wilayah provinsi yang sudah terdeteksi kasus Omicron siluman tersebut yakni Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat.
Kemudian Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah,Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Satgas Covid-19 meminta masyarakat untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan dosis lengkap ataupun booster.
Pemerintah daerah juga diminta mempercepat pemberian vaksinasi Covid-19 agar proteksi masyarakat melalui kekebalan kelompok dapat terbentuk dan terhindar dari varian tersebut.
Wiku juga mengajak seluruh pihak untuk terus melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19. Hal ini demi menutup peluang masuknya mutasi virus baru maupun terbentuknya virus di dalam negeri. Ia mengingatkan, potensi mutasi virus akan semakin besar selama virus masih beredar dan penularan masih tinggi di masyarakat. [Ss/rin]