“Kondisi inflasi yang mengalami perbaikan signfikan ini sejalan dengan gencarnya upaya pengendalian Inflasi yang dijalankan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik provinsi, maupun kabupaten atau kota di wilayah Kaltara. Kegiatan pengendalian inflasi yang merupakan sinergitas antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, instansi vertikal, dan pelaku usaha di Kaltara,” ujarnya.
Di antara lain, operasi pasar murah, pemantauan harga, sidak pasar, pelaksanaan Kerja Sama Antar Daerah (KD), dan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terbukti mampu meredam tekanan inflasi pada tahun 2022.
Baca Juga:
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Minta Pemda Segera Beri Insentif Fiskal PBBKB
“Bank Indonesia, akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan mitra strategis lainnya, mendorong inovasi dalam rangka menjaga kestabilan harga sehingga mendukung daya beli masyarakat dan turut mendorong pemulihan ekonomi,” bebernya.
Lebih detail dipaparkan Tedy Arief Budiman, inflasi pada bulan Desember 2022 terutama disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,66 persen.
Kemudian inflasi secara bulanan tersebut terutama disebabkan oleh andil inflasi pada komoditas daging ayam ras sebesar 0,18 persen, sawi hijau 0,07 persen, tomat 0,04 persen, dan telur ayam ras 0,04 persen.
Baca Juga:
Sekda Sulbar Ajak Pemerintah Daerah Perkuat Sinergi Kendalikan Inflasi di Wilayah
“Kenaikan harga yang terjadi pada komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan ternak, sedangkan kenaikan harga pada komoditas sawi hijau dan tomat disebabkan oleh tidak optimalnya panen akibat tingginya curah hujan pada bulan laporan,” ujarnya.
Kemudian, naiknya harga pada komoditas-komoditas tersebut secara umum juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang momen Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan Tahun baru 2023.
Selanjutnya kata Tedy Arief Budiman, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil 0,07 persen dan mengalami peningkatan tekanan inflasi sebesar 0,95 persen.