Yang menjadi host, Dhira Anwar, cucu sulung almarhum. Omar Lutfhi Anwar, memberi sambutan atasnama keluarga. Sedangkan Rosman Anwar, mantan Dirut Pelni, adik kandung almarhum --satu-satunya yang masih hidup -- menyampaikan pesan dan kesan sebagai anggota keluarga.
Adapun para sahabat dan sejawat yang hadir, antara lain aktifis Malari, dr Harriman Siregar, sejarahwan DR Anhar Gonggong, wartawan senior Marah Sakti Siregar, Upiek Sjahrir, dan Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari, Wartawan senior Abdullah Alamudi, Rani Sutrisno, Fadli Zon, DR dr Rushdy, dan saya sendiri termasuk diminta untuk menyampaikan kesaksian atau testimoni. Yang memimpin tahlil dan doa Ustaz Lili Chumaedi.
Baca Juga:
Masinton Ajak RRI Eksplor Tapteng Sebagai Pusat Peradaban Nusantara
Media & Tulisan terakhir
Semalam, saya menceritakan, Tabloid C&R menjadi media pers terakhir Rosihan Anwar berkarya dengan menulis kolom secara teratur sekali sepekan di dalam rubrik “ Halo Selebriti".
Pak Ros juga mengantongi kartu pers sebagai wartawan Tabloid Cek & Ricek" yang saya tandatangani. Jangan salah, beliau meminta sendiri kartu itu, untuk " jaga-jaga", katanya. Entah apa maksudnya. Tapi saya bangga.
Baca Juga:
Disorot Terkait Kasus Limbah B3, Ini Sejarah hingga Penghargaan yang Diraih RSU Bethesda Gunungsitoli
Rubrik Halo Selebriti memang sering diasosiasikan hanya bicara tentang artis dan dunia hiburan semata.
Padahal, rubrik itu selama 13 tahun, dimulai sejak terbit pertama kali 24 Agustus 1998 hingga Pak Ros wafat, delapan puluh prosen isinya justru mengkritisi kebijakan pemerintahan Presiden Habibie, Megawati, Gus Dur, hingga SBY.
Sampai Pak Ros wafat, saya merahasiakan kepadanya betapa setiap Tabloid terbit saya harus menghadapi protes kiri kanan dari pihak-pihak yang dikritisi di " Halo Selebriti".