"Di lahan seluas lebih dari tiga hektare, Giatja Lapas Tarakan mengembangkan beragam produk pertanian dan perkebunan diantaranya kangkung cabut dan kangkung air, sayuran selada dan sawi pokcoy organik hingga jagung, sukun, buah kelapa, pisang dan sebagainya," katanya.
Pelaksanaan SAE di Lapas Tarakan hingga saat ini berjalan dengan sangat baik dan kondusif.
Baca Juga:
34 Warga Binaan Lapas Tarakan Dapat Program Pembebasan Bersyarat Tahun Ini
"Kami turut memberdayakan WBP yang telah memenuhi syarat administratif dan substantif sebagai peserta Asimilasi Kerja Luar yang dalam kesehariannya melakukan tugas di bidang Budidaya tanaman hortikultura dan hidroponik," kata Sutarno.
Produk agribisnis yang dihasilkan dari panen sayuran kangkung cabut berkisar pada 50 hingga 100 kilogram per hari.
Seluruh hasil panen kemudian dipasarkan secara luas ke masyarakat serta disalurkan ke penyedia bahan makanan hingga diperuntukkan pada kegiatan bantuan sosial.
Baca Juga:
Kemenimipas Laksanakan Akselerasi Program Bantuan Sosial bagi Keluarga Warga Binaan
Pemanfaatan lahan SAE di lingkungan Lapas diharapkan mampu mengoptimalkan pembinaan kemandirian dengan membaurkan narapidana ke tengah masyarakat.
Serta membuka peluang partisipasi serta edukasi bagi masyarakat tentang kegiatan dan hasil produk pembinaan kemandirian sehingga terbangunnya citra positif penyelenggaraan sistem pemasyarakatan, sehingga mampu mendorong pemberdayaan WBP dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
[Redaktur: Patria Simorangkir]