Utamanya dengan Menteri Koordinator Kemaritiman (sekarang bernama Menko Maritim dan Investasi). Juga ke Bappenas bahkan dengan Presiden.
Bak gayung bersambut, Pemerintah pun turut yakin, potensi Kaltara yang begitu besar dapat mewujudkan KIPI menjadi kawasan industri yang besar.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Seiring dengan berjalannya waktu, melalui sinergi yang apik KIPI masuk bagian dalam program OBOR (one belt and one road). Sebuah program investasi kerja sama Indonesia dengan Tiongkok.
Hal ini dilakukan, karena perlunya dukungan investasi besar untuk pengembangan kawasan industri. Dari itu, banyak investor masuk dan berminat. Sebagai pendukung, pemerintah juga akan membangun sumber energi berupa PLTA. Energi hijau yang murah dan ramah lingkungan.
“Kenapa perlu sumber energi? Sebuah kawasan industri sangat membutuhkan listrik yang besar. Sangat sulit mewujudkan industri kalau tidak ada listrik. Jadi sangat pas dengan dibangunnya PLTA,” ujarnya.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Hingga akhirnya bukan lagi sekedar mimpi, tapi kini telah mendekati menjadi kenyataan. Pada 21 Desember 2021 lalu, Presiden Jokowi melakukan peletakan batu pertama pembangunan kawasan industri tersebut.
Ini akan menjadi kawasan industri hijau terbesar dunia, bukan Kalimantan Utara, bukan Indonesia, tapi dunia. Kawasan industri hijau ini dibangun melalui kerja sama sejumlah investor dari dalam dan luar negeri seperti Tiongkok dan Uni Emirat Arab.
Pembangunan kawasan industri hijau ini, merupakan bagian dari upaya transformasi ekonomi Indonesia. Dari produsen bahan mentah menjadi penghasil barang setengah jadi dan barang jadi.