Sekarang, terjadi fenomena atau "anomali", yakni bukan saja rutin setiap tahun namun bahkan bisa setahun tiga hingga empat kali terjadi banjir besar.
Banjir besar yang dimaksud adalah luapan air sungai yang merendam sejumlah fasilitas umum, pemukiman, dan lahan pertanian dalam waktu berhari-hari, sebagaimana diungkapkan Kepala Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan Pangiran Eddy.
Baca Juga:
Kolaborasi Pembangunan IKN: Pemerintah Kaltim dan Kaltara Sinergi dalam Kemitraan
Pangiran Eddy yang rumahnya ikut tergenang air akibat luapan Sungai Sembakung menuturkan, dulu banjir berdasarkan siklus tahunan sehingga sudah bisa memprediksi kejadiannya.
Namun, dalam kurun 15-20 tahun terakhir banjir bisa datang tiga sampai empat kali dalam setahun, artinya kawasan itu kian rawan tertimpa bencana.
Terbukti, selain banjir pada Minggu (22/5), bencana serupa terjadi pada 4 Januari 2022. Pada awal Januari 2022 itu, sejumlah kawasan di Nunukan mulai tergenang sejak 08.00 Wita.
Baca Juga:
Dirjen Otda sebut Kaltara Daerah Otonomi Baru Berkembang Paling Pesat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan menyebutkan enam kecamatan terdampak, yaitu Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan, Lumbis Ogong, Lumbis, Sembakung Atulai, dan Sembakung.
Sebanyak 114 KK atau 342 jiwa terdampak pada sejumlah kecamatan tersebut.
BPBD Nunukan memperkirakan kerugian akibat banjir 4 Januari 2022 mencapai Rp61,670 miliar.